Tittle :
The Last One
Pairing : Hey
Say JUMP (a lot of pairing)
Author : orin (me)
Genre : AU, fluff, Romance, slice of life
Rating : PG
13
Disclaimer : Terinpirasi
dari Manga ‘Rahasia Taman Bunga’
A/N : Kei, Daiki, Ryo, and Yuri are girls
Summary : Kei, Daiki, Ryo and yuri adalah bersaudara,
saat ulang tahun Yuri yang ke-17, Ibu mereka membuat sebuah pengumuman yang
mengejutkan, bagi siapa diantara mereka berempat yang terakhir dilamar dialah
yang akan meneruskan toko bunga milik keluarga ini. Masalahnya Yuri dan
kakak-kakaknya sudah memiliki impian mereka masing-masing dan tidak ada
diantara mereka yang ingin meneruskan Toko Bunga tsb. Mereka berusaha mencari
pasangan hidupnya masing-masing dan tak ada yang ingin menjadi yang terakhir.
“Plan B”
‘Kuso!’
Lagi-lagi aku mengutuk dalam
hati, aku membenci hari ini. Sial sekali aku bertemu dengan pria macam tadi, eh
pria berambut hitam yang terakhir aku melihat pipinya berdarah sepertinya ada
bagian dari tas ku yang melukai pipi mulusnya, itu menjadi merasa bersalah
padanya.
“Ah Yuri lupakan” aku
menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba menghapus pikiran tadi.
“Sapa suruh dia bersikap hentai” aku
nyengir dalam hati.
***
“Tadaima,
Aku pulang!!” aku memberi salam ketika akan masuk ke rumah.
“Okaeri” Daiki menjawab salam ku dari dalam, Daiki
sedang membersih kan meja dan bermaksud mengangkat cangkir teh yang terletak di
atas meja.
“Yuri akhirnya kau pulang, Apa kau lupa hari ini
ada jadwal belajar Keito-kun?” Daiki menatapku sambil menaikkan alisnya
sebelah.
“Gomen aku lupa, ah dimana dia?” aku menepuk
kepalaku, kali ini aku tidak berbohong aku benar-benar lupa.
“Tentu saja dia sudah pulang, dia pulang setelah
sempat minum teh dan membantu ku dan Kachan di Toko” Daiki memperlihatkan
cangkir teh yang kosong, kali ini Daiki tidak akan melepaskanku seperti
biasanya. Hufft
***
“Yuri bagaimana hasilnya kemaren? Ayo ceritakan
padaku!” Seperti biasa aku dan Ryuna sedang menyantap bekal makan siang kami di
atap sekolah.
“Gagal total!!!” jawabku sambil memasang mimik
sedih di muka ku.
“Yappari, sudah kuduga!” Ryuna menepuk-nepuk
punggungku, berusaha menghiburku. Aku jadi menyandarkan kepalaku di pundaknya.
Ehh... apa tadi dia bilang...’sudah kuduga’, maksudnya? Aku membelalakkan mataku ke padanya,
meminta penjelasan.
“Apa maksudmu? Sudah kau duga!”
“Iya sudah ku duga hasilnya akan seperti itu,
sepertinya yang ku bilang taman itu memang terkenal sebagai tempat berkencan.
Dan sudah pasti mereka yang datang kesana berpasangan dan itu berarti akan
susah menemukan seseorang yang jomblo disana.” akunya.
“Jadi kenapa kau masih mengusulkannya kemaren?”
aku jadi kesal pada sahabat ku itu.
“Aku cuma ingin tau dugaan ku tadi benar atau
salah, dan aku berharap dugaan ku tadi salah! hehe” dia tersenyum padaku memperlihatkan
deret giginya yang manis.
“Kau!!!” aku berpura-pura marah dan akan
memukulnya, tapi dia malah kabur duluan meninggalkan ku.
“Hey jangan lari!!!”
***
“Ne, Yuri...aku punya ide baru untuk mu”. Ryuna membuka
percakapan kami setelah beberapa meter melewati gerbang sekolah, aku dan Ryuna
memang biasanya pulang bersama karena rumah kami searah.
“Apa?” jawabku malas-malasan, aku sudah tidak
percaya lagi dengan idenya.
“Kau tau cafe itu?” aku memperhatikan kemana
telunjuknya mengarah kemudian aku mengangguk.
“Un, aku tau gyoza disana lumayan enak!”
“Baka, aku tidak membahas gyozanya!!!” Ryuna
menempeleng lemah kepaku.
“Itaiii...”aku
berpura-pura kesakitan.
“Jadi?”
“Kau tau cafe itu sekarang mendadak ramai, karena
Nakajima-kun sekarang bekerja disana sebagai waiter ”. Aku tak mengerti apa
yang dibicarakannya.
“Nakajima-kun...siapa dia?” aku malah bertanya.
Ryuna menatapku tak percaya sambil memasang tampang Hello...you-don’t-know-Nakajima
is?!!
“Kau benaran tidak mengenalnya?” sekali lagi dia
bertanya memastikanku tidak salah bicara.
“Un” aku menggeleng.
“Yuri...Nakajima itu murid paling keren dan paling
terkenal di Aoyama, ia 1 tahun di atas kita bagaimana bisa kau tidak tau sama
sekali tentang itu...ughhh!”
“Oooow.......” aku cuma bisa ber-oh panjang
mendengar penjelasannya, Aoyama itu adalah SMA khusus laki-laki sebenarnya
tidak terlalu jauh dari sekolah ku. Banyak murid dari sekolahku yang berkencan dengan
murid dari sekolah tersebut, pantas saja Ryuna heran melihatku, mungkin
sekarang ini aku terlihat benar-benar Cupu dimatanya.
“Terus apa hubungnya dengan ku?” aku lanjut
bertanya, clueless kemana arah pembicaraan ini.
“Aku dapat info, mereka saat ini sedang
membutuhkan pelayan tambahan, melamarlah disana agar kau bisa mendekati
Nakajima-kun.” Ia berkedip penuh arti kepaku.
“Yosh..baiklah akan ku coba!” aku berkata pasti.
Toh tak ada
jugakan salahnya mencoba siapa tau aku beneran bisa merebut hatinya, aku kan
cukup cantik dan manis. Setidaknya tercantik ke-2 dirumah setelah Ryo dan
ter-cute no 1,hihihi.
***
2 hari yang lalu pemilik Cafe menelponku namanya
Hikaru-san, ia menyuruhku datang untuk diwawancarai, orangnya ramah dan lucu
jauh dari ekspektasiku yang beranggapan bahwa pemilik Cafe itu cerewet. Setelah
ngomong panjang lebar dengannya aku langsung menyetujui kontrak kerja. Aku
memang sama sekali tidak punya pikiran untuk menolak, jelas karena aku punya
tujuan lain disini.
Dan hari ini aku mulai kerja disini. Cafe ini
memang bukanya sore hari karena itu pulang sekolah aku langsung kesana dan aku
terpaksa membiarkan Ryuna pulang sekolah sendirian, tapi kan ini semua atas
usulnya. Aku juga sudah memberitahu Kachan soal ini aku tak ingin Kachan
kwahatir karena aku mungkin akan jadi sering pulang malam dan beruntungnya
Kachan sama sekali tidak keberatan, aku sangat senang sekali dan hari ini
rasanya sangat bersemangat.
Aku masih menduga-duga bagaimana rupa Nakajima-kun
yang disebut-sebut paling tampan dan keren se-Aoyama itu. 2 hari lalu waktu aku
datang ke Cafe aku kurang beruntung, aku belum bertemu dengan pimilk nama tsb.
Tapi aku mencoba mengorek-ngorek info tentangnya dari Hikaru-san. Tentu saja
aku tidak langsung bertanya seperti... ”Apakan ada waiter yang bernama Nakajima
disini? Apakah benar ia tampan? Apa dia sudah punya pacar?”.
Aku hanya bertanya berapa orang waiter disini?
Lalu siapa-siapa saja orang tsb? Hikaru-san menjelaskan bahwa saat ini cuma ada
5 waiters 1 wanita dan 4 pria. Ia menjelaskannya sambil membawaku
berputar-putar mengelilingi Cafe. 3 diantaranya sedang bekerja saat itu, mereka
adalah Jesse, Fuma dan Kento. Hikaru-san sudah sempat mengenalku dengan mereka,
tampang mereka ber-3 telalu biasa-biasa saja untuk menjadi seorang waiters
makanya tidak heran Cafe ini dulunya sepi, aku sendiri juga tidak tertarik
dengan mereka makanya ku potong pembicaaran Hikaru-san saat ia akan
menceritakan satu persatu mengenai mereka.
“Lalu 2 orang
lagi?”
Hikaru-san melanjutkan penjelasannya, 2 orang lagi
ini hampir sebaya denganku namun kebetulan saat itu sedang ijin karena ada
kegitan disekolahnya masing-masing, mereka adalah Nakajima dan Ryu...Ryuto...,
eh tidak dia perempuan mana mungkin namanya Ryuto, mungkin Rinko ato Riko, ahh
anggap sajalah namanya Riko, aku tak ingat karena aku cuma berfokus terhadap
Nakajima setelah pada akhirnya Hikaru-san menyebut nama juga. Dan tambahnya
lagi salah satu diantara mereka adalah keponakan Hikaru-san sendiri, aku rasa
perempuan bernama Riko tadilah yang ia maksud.
***
“Yuri, kau telah datang...sudah siap bekerja hari
ini?” Hikaru-san menyapaku setelah ia menyadari kedatanganku.
“Tentu saja Hikaru-san, aku bahkan sangat
bersemangat hari ini”, aku tersenyum lebar padanya.
“Baguslah!” ia menepuk-nepuk pundakku.
Tiba-tiba seorang pria muncul dari ruang ganti,
sepertinya ia baru saja berganti pakaian dengan seragam waiters. Rambutnya
hitam dan sedikit berantakan, tubuhnya tinggi mungkin hampir 20 centi lebih
tinggi dariku, kulitnya terlihat putih bersih tapi aku belum bisa melihat jelas
wajahnya soalnya dari tadi dia hanya menunduk saja sibuk merapikan seragamnya,
dia bahkan sama sekali tidak peduli dengan keberadaan kami disini.
“Yuto kemarilah”, Hikaru-san memanggilnya. Orang
yang dipanggil pun mendekat.
“Jangan-jangan
dialah orangnya..........” deg...debaran jantungku mendadak tak
beraturan.
“Yuri..kenalkan pria ini adalah Nakajima Yuto dia
inilah keponakan yang aku ceritakan kemaren dan Yuto ini adalah Yuri waitrees
baru disini”. Setelah Hikaru-san selesai berbicara barulah pria ini mengangkat
kepalanya. Rasanya tidak asing, apa kami pernah bertemu sebelumnya ya?!!
Ehh..tunggu dia kan....”Hentai!!!” Upss langsung
kututup mulutku dengan tanganku, aku tidak sadar telah meneriakinya hentai untuk
kedua kalinya. Dan parahnya yang ini aku lakukan di depan Hikaru-san yang
notabenenya adalah pamannya sendiri. GAWAT!!!
“Are.....” si Hentai itu pun tersentak, di
melangkah maju mendekatiku, lalu dengan sengaja membungkukkan kepalanya agar
bisa sejajar dengan kepalaku. Orbsnya yang hitam mengamati setiap inchi
wajahku, aku takut ia marah jantung berdebar-debar dengan sangat kencang, aku
beringsut-ringsut mundur kebelakang, ku picingkan mataku tak berani menatapnya
yang sedekat itu dari wajahku. Aku tidak tau apa yang ingin ia lakukan terhadapku,
mungkin ia akan membalas menampar pipiku seperti apa yang kulakukan kepadanya waktu
itu.
‘Pluk pluk
pluk’ ia menepuk-nepuk ringan
kepalaku.
“Ooo...Jadi kau nona chibi yang ditaman kemaren” keningku
langsung berkerut setelah mendengar ia mengatakan kata ‘chibi’ dan ku buka langsung
mataku, aku sangat sensitif sekali dengan kata yang satu ini. “Hahahaha” dia
pun tertawa sambil memegangi perutnya setelah melihat perubahan drastis di
wajahku, setelah tawanya reda dia tersenyum lebar memperlihatkan deret giginya
yang kurang rapi namun malah terlihat manis. Manis sekali senyumannya aku
pikir—seperti malaikat aku mulai berkhayal, refleks aku pun membalas senyumannya.
Apa itu artinya dia sudah marah lagi kepadaku?!
Dia mendekatkan lagi kepalanya kali ini mengarah
ketelinga ku seperti hendak berbisik...”Awas kau”.
Aku tercekat senyum malaikat yang menggantung
diwajahnya tadi langsung berubah dengan seringai malakaikat pencabut nyawa. Aku
merinding dibuatnya!!!
---TBC---