15 Juli, 2013

  • The Last One (Part 2)


    Tittle           : The Last One
    Pairing        :  Hey Say JUMP (a lot of pairing)
    Author        : orin (me)
    Genre         : AU, fluff, Romance, slice of life
    Rating         : PG 13
    Disclaimer  : Terinpirasi dari Manga ‘Rahasia Taman Bunga’
    A/N              : Kei, Daiki, Ryo, and Yuri are girls

    Summary    : Kei, Daiki, Ryo and yuri adalah bersaudara, saat ulang tahun Yuri yang ke-17, Ibu mereka membuat sebuah pengumuman yang mengejutkan, bagi siapa diantara mereka berempat yang terakhir dilamar dialah yang akan meneruskan toko bunga milik keluarga ini. Masalahnya Yuri dan kakak-kakaknya sudah memiliki impian mereka masing-masing dan tidak ada diantara mereka yang ingin meneruskan Toko Bunga tsb. Mereka berusaha mencari pasangan hidupnya masing-masing dan tak ada yang ingin menjadi yang terakhir.


    “Plan A”

    Aku merasa lesu sekali pagi ini, aku aku sama sekali tidak bisa tidur, kata-kata Kachan semalam tidak bisa lepas dari benakku. Aku bahkan berharap ada Berita di TV menggatakan bahwa akan ada Badai besar pagi ini, agar ada alasan untuk tidak ke sekolah. Tapi harapanku itu hanya harapan. Hufft..............

    Aku Chinen Yuri, 17th, aku adalah anak bungsu di keluarga kami. Cita-cita belum tau, yang pasti tidak menjadi Penerus Toko Bunga. Saat ini aku duduk di kelas 2 SMA. Awalnya hidup ku terasa nyaman-nyaman saja, walaupun hidupku hanya dikelilingi para wanita, tapi semua itu tiba-tiba berubah setelah ulang tahun ku yang ke-17, aku baru menyadari bahwa aku telah menyia-nyia kan hidup ku selama ini dengan tidak pernah berinteraksi dengan pria.

    “Yuri Ohayou” Aku bertemu dengan Ryuna-sahabatku sesaat kami akan memasuki gerbang sekolah.
    “Ohayou” aku hanya bisa membalasnya lesu.
    “Hey...ada apa dengan wajahmu?” Ryuna membalikkan badannya mengamati wajahku dengan seksama.

    “Lihat kau mendapatkan mata panda”, Ryuna mengeluarkan cermin kecil yang selalu ia simpan di sakunya dan mengarahkannya tepat di hadapan wajahku. “Aku tidak apa-apa hanya semalam aku tidur terlalu larut setelah pestanya usai”, jawabku berbohong, aku hanya tidak ingin membahas masalah semalam, setidaknya tidak untuk saat ini!!!

    “Ayo jalan lebih cepat, nanti kita terlambat” Ryuna menarik tangan ku saat ia menyadari kami hampir terlambat.
    ***

    “Ryuna... aku butuh bantuan mu”!! Aku membuka percakapan saat kami sedang duduk hanya berdua saja, saat itu waktu istirahat siang dan seperti biasa aku dan Ryuna selalu memakan kotak bento kami di atap sekolah.

    “Nani, bantuan apa?” balasnya menatapku sambil tetap mengunyah bentonya.

    “Tolong bantu aku mencari pria yang ingin menikahi ku!!!”

    “Eh kenapa, apa kau ha...” aku menutup mulutnya dengan telapak tangan ku, matanya membulat tak percaya dengan apa yang baru saja aku ucapakan

    “Baka, Tentu saja tidak!” bantahku tanpa mengijinkan Ryuna meyelesaikan kalimatnya, akhirnya mau tak mau aku menceritakan peristiwa semalam, tentang siapa yang akan menjadi penerus Toko Bunga yang dibangun susah payah oleh Tochan.

    “Sou..ka!” Ryuna memainkan ujung sumpitnya di bibirnya, terlihat ia berpikir keras mencerna apa yang baru saja aku ceritakan.

    “Kau tau kan aku sama sekali belum pernah pacaran” Ryuna mengangguk. “Dan aku juga tidak punya teman pria karena dari SMP aku sudah masuk sekolah ini yang notabene nya adalah sekolah khusus perempuan, aku bahkan jarang menggobrol dengan pria, karena di rumahku tidak ada pria setelah Tochan meninggal.”

    “Ryuna, apa kau tidak mendengar kan ku?” aku merengek kepadanya, sambil mengguncang2 tubuhnya, ia terlihat melamun sejak tadi.

    “Chigau, aku tidak melamun aku mendengarkan ceritamu dengan seksama, justru saat ini aku sedang memikirkan solusi untukmu”.

    “Benarkah?”  dia mengangguk, lalu tersenyum.

    “Ahaa...aku dapat ide” Ryuna membuatku tersentak, aku langsung mengalihkan perhatian ku kepadanya.

    “Kau tau taman yang di Akihabara?”

    “Un” aku mengangguk.

    “Kau tau taman itu sangat ramai di hari minggu, banyak pasangan yang berkencan disana. Hari minggu ini datanglah kesana, siapa tau akan ada seorang pria tampan yang menggajak mu berkencan”.
    ***
     Kurapikan baju ku sambil menatap kaca, ku polesken sedikit blash on pink di pipi hingga tulang pipi ku tampak naik dan merona, lalu ku sapukan lipgloss dibibirku senada dengan warna blash on yang tadi ku pakai biar tampak mengkilap. Aku tersenyum-senyum sendiri melihat hasilnya di kaca, ini pertama kalinya aku memakai make-up seperti ini, hasilnya tidak terlalu buruk untuk pemula. Aku sering memperhatikan Ryo berdandan jadi sedikit banyak aku jadi tau cara memakainya. Dan untungnya Ryo sedang tidak ada dirumah, kalau dia tau aku memakai peralatan make-up nya, bisa-bisa dia marah. Hihihi...membayangkan ekspresi Ryo saja sudah membuatku terkikik dalam hati.

    Yosha...siap berangkat!!

    “Kachan...aku pergi”!!! Aku sengaja buru-buru pamitan terhadap Ibu, agar Ibu tidak melihat muka ku yang berwarna-warni gara-gara make-up. Aku tak ingin membuatnya curiga...hihi.
    “Yuri kau mau kemana, bukannya minggu ini kau yang harus membantu Ibu di toko?!!” Setiap minggu kami berganti-gantian membantu Ibu di Toko, dan aku tidak lupa kalau minggu ini adalah jatah ku.

    “Kachan gomen, aku ada janji dengan Ryuna yang tidak bisa dibatalkan”, aku terpaksa berbohong terhadap Ibu dan memberinya tatapan memohon paling cute yang aku punya, ini adalah senjata ku dan biasanya ampuh, aku terkikik dalam hati.

    “Daiki-nee... hari ini kuserahkan Toko kepada mu tolong gantikan aku membantu Kachan, aku tau Bunga kita lebih laris kalau kau yang jaga”, sambil ku kedipkan kan mata ku kepada Daiki dan kuping Daiki terlihat memerah mendengarnya. Masalah rayu merayu seperti ini, aku memang jagonya! Dan aku harap rayuan ku ini juga akan mempan nantinya terhadap pria yang ku sukai.

    “Dasar anak nakal” Ibu masih sempat-sempatnya mengutuk kepergian ku, tapi aku tak peduli aku hanya membalasnya dengan tersenyum lebar.

    “Biarkan saja Kachan” Daiki membela ku, aku sudah memprediksi hal ini akan terjadi. Dan setelah itu aku benar-bernar pergi meninggalkan mereka
    ***
    Pukul 9.00, aku telah sampai di taman Akihabara seperti yang Ryuna rencanakan. Aku memilih duduk di taman bangku yang kosong sambil memangku tas kecil di atas paha.
    Seperti Ryuna katakan taman ini memang cukup ramai, aku sudah melihat beberapa pasangan yang berkencan, dan tentu saja mereka membuat ku iri.

    20 menit berlalu

    Aku mencoba tersenyum tiap ada pria yang melintas ke arah ku, tapi belum ada satu pun di antara mereka yang menegur ku. Hmmmm.........

    45 menit berlalu

    Matahari terasa semakin panas, beberapa kali ku buka cermin kecil yang bisa aku bawa di dompet, tuk memastikan make-up ku masih utuh dan rapi.

    1 jam 15 menit

    Bibir ku sudah terasa kering kebanyakan tersenyum, make-up ku juga sudah berantakan dan aku tidak lagi peduli, aku ingin PULANG! Aku sudah siap-siap beranjak, tapi tiba-tiba seorang pria datang menghampiriku, pria berambut pirang dengan gaya rambut urakan, dengan badan yang sedang dan tinggi badan yang sedang tapi berjalan agak ling-lung.

    “Hey manis, apa kau sendirian? Berkencan lah dengan ku”! Aku mencium bau alkohol dari pria ini, kelihatannya di mabuk di siang bolong begini. Sial sekali pikirku!

    “Ayolah” pria itu meminta ku lagi, aku takut sekali berusaha menghindar namun dia berhasil menarik tangan ku, ingin sekali aku berteriak dan meminta pertolongan tapi aku takut malah mempermalukan diriku sendiri disini dengan menjadi bahan tontonan. “Pergilah” aku sengaja  merendahkan suara ku agar kami tidak menjadi pusat perhatian pengunjung taman.

    “Hey aku tak kan berbuat jahat kepadamu, aku hanya ingin kita bersenang-senang!!” yang benar saja mana ada penjahat yang mengaku kalau dia jahat dan akan berbuat jahat. Raut muka terlihat tidak senang, lalu tangannya tiba-tiba mengelus pipiku, hal ini membuat ku menjadi naik pitam dan....”PERGI!!!”  Aku berteriak padanya dan ku dorong tubuhnya dengan sekuat tenaga agar menjauh, dan akhirnya kami menjadi pusat perhatian pengunjung taman. Aku berjalan secepat mungkin dan sedapat mungkin menghindari tatapan pengunjung.

    “Nona..hey nona” terdengar suara pria berteriak dari belakang sepertinya memanggil ku suaranya berbeda dengan pria yang tadi, tapi aku tak mempedulikannya.
    “Hey nona chibi, apa kau mendengar ku?” sial sekali hari ini, sudah pasti memang aku lah orang yang dia maksud. Aku sadar perawakan ku memang kecil, tapi berani-beraninya dia memanggil ku chibi di depan umum. Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pinggang ku.
    “Aku hanya....”!
    PLAK!!!
    Aku menampar pipinya dengan tas kecil yang sedari tadi kupegang, sepertinya cukup keras hingga ia mengerang kesakitan sambil mengelus pipinya tepat di daerah sasaran ku tadi.
    “Dasar hentai!!!” beraninya menyentuh-nyentuh pinggang ku, aku tak sadar telah berteriak padanya, dan membuat ku kembali menjadi bahan tontonan. Aku malu, marah, dan juga takut, semua perasaan ini campur aduk hingga tanpa kusadari air mataku sudah mengumpul di ke dua ujung mataku.
    ---TBC---

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 SanGoRocKu DAYS.