Tittle :
The Last One
Pairing : Hey
Say JUMP (a lot of pairing)
Author : orin (me)
Genre : AU, fluff, Romance, slice of life
Rating : PG
13
Disclaimer : Terinpirasi
dari Manga ‘Rahasia Taman Bunga’
A/N : Kei, Daiki, Ryo, and Yuri are girls
Summary : Kei, Daiki, Ryo and yuri adalah bersaudara,
saat ulang tahun Yuri yang ke-17, Ibu mereka membuat sebuah pengumuman yang
mengejutkan, bagi siapa diantara mereka berempat yang terakhir dilamar dialah
yang akan meneruskan toko bunga milik keluarga ini. Masalahnya Yuri dan
kakak-kakaknya sudah memiliki impian mereka masing-masing dan tidak ada
diantara mereka yang ingin meneruskan Toko Bunga tsb. Mereka berusaha mencari
pasangan hidupnya masing-masing dan tak ada yang ingin menjadi yang terakhir.
“Shock Announcement”
Happy birthday Yuri-chan...
Selamat ulang tahun
yuri-chan yang manis
Yuri...Omedetou
Kanpai!!!
“Eh dimana Kachan?” Aku bertanya pada kakak-kakak
ku setelah menyadari bahwa Ibu tidak ada bersama kami disini. “Kachan lagi
menyiapkan gyoza di dapur” Kei menanggapi pertanyaanku. “Kenapa tidak ada yang
membantunya” aku beranjak ingin berdiri, namun Kei menahanku. “Sudahlah...
Kachan sendiri yang minta tidak dibantu, ia tak ingin kami merusak gyoza-nya.
Karena kachan tau kau suka sekali gyoza! Eh salah maksud ku kau suka sekali gyoza buatannya.” Kei mengedipkan matanya
mencoba menggodaku dengan kata-katanya. “Kei-nee....Mou”, ucap ku manja, aku
tak pernah tahan digoda olehnya.
Chinen Kei, 22th adalah kakak ku yg pertama. Walaupun wajahnya terlihat
lembut tapi Ia sosok dewasa yang tegas, ia juga sangat pintar dan dari kecil sudah
hobby menggambar. Cita-cita ingin menjadi arsitek, sekarang kuliah dijurusan
Teknik Sipil, semester akhir.
“Ayo cicipi kue-nya”, Daiki menyodorkan sepotong
cake dengan taburan strawberry segar diatasnya.
“Umaiiiii, ini pasi Dai-nee yang bikin kan?” aku
memuji Daiki, Daiki emang jago sekali memasak, ia hanya menggangkuk terlihat
semburat pink di pipinya akibat pujianku. “Arigatou...” kuberi Daiki kecupan di
pipinya yang chubby, dan Daiki membalasnya tepat dipipi ku.
Chinen Daiki, 20th. Hobby makan dan memasak, makanya tak heran kalo pipinya
bisa se-chubby itu. Cita-cita ingin menjadi pastry chef, saat ini kuliah
dijurusan Tata Boga. Baginya bumbu utama dalam memasak itu adalah CINTA. Dia
baik hati dan pengalah, kami semua sangat sayang padanya. Dan satu hal lagi,
dia mudah sekali tersipu XD.
“Yuri...ini hadiah untuk mu”, Ryo menyodorkan ku
sebuah kotak kecil yang dibungkus rapi. “Bukalah” ia menambahkan. Aku segera
membuka kotak itu, dan segera mengeluarkan isinya. Sebuah kalung perak dengan
hiasan berbentuk buah cherry sebagai bandulnya. “Kirei....!!!” aku, Kei dan
Daiki mengucap serempak. “Arigatou Ryo” aku tersenyum senang padanya, Ryo hanya
membalasku dengan satu anggukan. Meskipun aku dan Ryo sering bertengkar, tapi
aku tau Ryo sebenarnya sayang padaku.
Chinen Ryo, 18th adalah kakak ku yang ke-3. Hobby berdandan, cita-cita
ingin menjadi designer. Saat ini duduk di kelas 3 SMA, Ryo adalah seniorku di
Sekolah. Wajahnya mirip dengan Daiki, namun karakternya sangan bertolak
belakang, Ryo sangat jutek dan susah diatur. Walapun begitu dia sangat terkenal
disekolah.
“Yatta Gyoza!!!” Ibu telah menghidangkan gyoza
buatannya tepat di tengah-tengah kami, dan mengambilkan 1 porsi besar untuk ku,
“Ini untuk mu, karena kau yang berulang tahun hari ini”. “Arigatou,
itadakimasu.....” aku mengambilnya 1 sendok penuh untuk ku masukkan kedalam
mulut ku. “Umai...gyoza buatan kachan is the best!!” dan sekarang sendokkan
ke-2 masuk kedalam mulut ku, Ibu hanya tertawa melihat tingkahku. “Pelan-pelan
saja Yuri-chan, di dapur masih ada lagi kalo kau mau”.
“Kau seperti baru kali ini makan gyoza buatan
Kachan, bukankah sudah sepanjang hidupmu kau memakannya!” Ryo sengaja mengejek
ku dan aku hanya membalasnya dengan cibiran, aku tak mau merusak suasana malam
ini dengan bertengkar dengannya.
“Sudah-sudah...ayo bersulang lagi untuk Yuri” Ibu
mengangakatnya minumannya tinggi di atas, kami pun mengikutinya “KANPAI!!!”.
Aku benar-benar bahagia malam ini, ini adalah malam terbaikku selama 17th.
Andai saja Tochan masih ada, pasti akan sempurna. Tochan lihat lah anak mu ini sudah
besar.
“Ne yuri...kau sudah 17th, artinya kau sudah boleh
pacaran” Kei mulai menggodaku lagi.
“Tidak hanya itu kau juga sudah boleh menikah”. Kachan
menambahkan.
“Eh........!!!!”
kami semua menatap kachan tak percaya.
“Kachan dia masih SMA, pacaran saja dia belum”
Kei memberi pendapat.
“Sebenarnya ada yang mau Kachan umumkan pada
kalian semua malam ini” Nada Ibu benar-benar serius saat ini, kami berempat
merapat ke arahnya, berusaha memberi perhatian 100% pada apa yang akan
disampaikannya.
“Kalian ingat sudah berapa lama Tochan pergi
meninggalkan kita?”
Ibu membuat kami kembali mengenang hari duka itu
10th silam itu, saat Ayah meninggal kami untuk selama-lamanya. Aku sangat
terpukul sekali karena saat itu usia ku masih 7th, dimana aku sangat
membutuhkan sekali sosok seorang ayah.
“Un” kami berempat akhirnya mengangguk.
“Itu artinya sudah 10th, Kachan mengurus Toko
Bunga kita sendirian. Kachan sudah mulai tua, mungkin tak kan lama lagi
Kachan akan menyusul Tochan ke Surga. Maka dari itu satu di antara kalian
harus meneruskan usaha ini.”
“Tapi Kachan....” aku berusaha menyela, namum Ibu
memotongnya lagi.
“Yuri, Kachan tau kalian berempat tidak ada yang
mau meneruskan usaha ini, karena kalian sudah memiliki impian masing-masing.
Namun tetap harus ada diantara kalian yang akan meneruskan usaha ini, karena
ini adalah satu-satunya warisan yang ditinggal oleh Tochan. Maka dari itu
Kachan membuat sebuah ‘rule’, siapa di antara kalian yang terakhir dilamar,
maka dia lah yang akan meneruskan usaha keluarga kita”
“Kachan...” aku mengeluh lemas menatapnya dengan
tatapan memohon agar dia mencabut kata-katanya, aku tidak percaya malam ini
akan berakhir seperti ini. Dengan pernyataan Ibu yang benar-benar membuat
jantung ku lemas.
“Maaf Yuri, tapi ini sudah keputusan final!” Ibu
memberi tatapannya yang paling tegas kepadaku, artinya tak ada lagi celah tuk membantah!
“Anoo...” Kei yang dari tadi terlihat tenang saja,
mulai angkat bicara.
“Maaf sebelumnya, tapi sebenarnya aku sudah
dilamar” Kei mengakat tangan kirinya dan memamerkan emas putih yang melingkar
dijari manisnya yang lentik.
“Ehhhh.....!!!” Lagi-lagi sebuah pernyataan yang
membuat shock.
“Oh...Kei, selamat sayang, kapan dia melamarmu?.”
Ibu memeluk Kei dengan suka cita.
“Maaf sebenarnya sudah dari 3 hari lalu, namun aku
belum menemukan waktu yang tepat untuk mengatakannya kepada kalian, sekali lagi
maaf dan itu artinya aku terbebas dari tantangan Kachan” Kei menggoda kami,
aku tiba-tiba menjadi kesal sekali kepadanya.
Itu artinya tinggal kami ber-3 dalam
tantangan ini Daiki, Ryo dan Aku! NO!! Pokoknya Aku tidak boleh kalah dari mereka..........
---TBC---
0 komentar:
Posting Komentar