17 Juli, 2013

  • The Last One (part 3)

    Tittle           : The Last One
    Pairing        : Hey Say JUMP (a lot of pairing)
    Author        : orin (me)
    Genre         : AU, fluff, Romance, slice of life
    Rating        : PG 13
    Disclaimer : Terinpirasi dari Manga ‘Rahasia Taman Bunga’
    A/N            : Kei, Daiki, Ryo, and Yuri are girls

    Summary   : Kei, Daiki, Ryo and yuri adalah bersaudara, saat ulang tahun Yuri yang ke-17, Ibu mereka membuat sebuah pengumuman yang mengejutkan, bagi siapa diantara mereka berempat yang terakhir dilamar dialah yang akan meneruskan toko bunga milik keluarga ini. Masalahnya Yuri dan kakak-kakaknya sudah memiliki impian mereka masing-masing dan tidak ada diantara mereka yang ingin meneruskan Toko Bunga tsb. Mereka berusaha mencari pasangan hidupnya masing-masing dan tak ada yang ingin menjadi yang terakhir.



    “Plan B”
    ‘Kuso!’
    Lagi-lagi aku mengutuk dalam hati, aku membenci hari ini. Sial sekali aku bertemu dengan pria macam tadi, eh pria berambut hitam yang terakhir aku melihat pipinya berdarah sepertinya ada bagian dari tas ku yang melukai pipi mulusnya, itu menjadi merasa bersalah padanya.
    “Ah Yuri lupakan” aku menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba menghapus pikiran tadi.
    “Sapa suruh dia bersikap hentai” aku nyengir dalam hati.
    ***

     “Tadaima, Aku pulang!!” aku memberi salam ketika akan masuk ke rumah.
    “Okaeri” Daiki menjawab salam ku dari dalam, Daiki sedang membersih kan meja dan bermaksud mengangkat cangkir teh yang terletak di atas meja.
    “Yuri akhirnya kau pulang, Apa kau lupa hari ini ada jadwal belajar Keito-kun?” Daiki menatapku sambil menaikkan alisnya sebelah.
    “Gomen aku lupa, ah dimana dia?” aku menepuk kepalaku, kali ini aku tidak berbohong aku benar-benar lupa.
    “Tentu saja dia sudah pulang, dia pulang setelah sempat minum teh dan membantu ku dan Kachan di Toko” Daiki memperlihatkan cangkir teh yang kosong, kali ini Daiki tidak akan melepaskanku seperti biasanya. Hufft
    ***
    “Yuri bagaimana hasilnya kemaren? Ayo ceritakan padaku!” Seperti biasa aku dan Ryuna sedang menyantap bekal makan siang kami di atap sekolah.
    “Gagal total!!!” jawabku sambil memasang mimik sedih di muka ku.
    “Yappari, sudah kuduga!” Ryuna menepuk-nepuk punggungku, berusaha menghiburku. Aku jadi menyandarkan kepalaku di pundaknya.

    Ehh... apa tadi dia bilang...’sudah kuduga’, maksudnya? Aku membelalakkan mataku ke padanya, meminta penjelasan.
    “Apa maksudmu? Sudah kau duga!”

    “Iya sudah ku duga hasilnya akan seperti itu, sepertinya yang ku bilang taman itu memang terkenal sebagai tempat berkencan. Dan sudah pasti mereka yang datang kesana berpasangan dan itu berarti akan susah menemukan seseorang yang jomblo disana.” akunya.

    “Jadi kenapa kau masih mengusulkannya kemaren?” aku jadi kesal pada sahabat ku itu.

    “Aku cuma ingin tau dugaan ku tadi benar atau salah, dan aku berharap dugaan ku tadi salah! hehe” dia tersenyum padaku memperlihatkan deret giginya yang manis.

    “Kau!!!” aku berpura-pura marah dan akan memukulnya, tapi dia malah kabur duluan meninggalkan ku.

    “Hey jangan lari!!!”
    ***

    “Ne, Yuri...aku punya ide baru untuk mu”. Ryuna membuka percakapan kami setelah beberapa meter melewati gerbang sekolah, aku dan Ryuna memang biasanya pulang bersama karena rumah kami searah.

    “Apa?” jawabku malas-malasan, aku sudah tidak percaya lagi dengan idenya.

    “Kau tau cafe itu?” aku memperhatikan kemana telunjuknya mengarah kemudian aku mengangguk.

    “Un, aku tau gyoza disana lumayan enak!”

    “Baka, aku tidak membahas gyozanya!!!” Ryuna menempeleng lemah kepaku.

    “Itaiii...”aku  berpura-pura kesakitan.

    “Jadi?”

    “Kau tau cafe itu sekarang mendadak ramai, karena Nakajima-kun sekarang bekerja disana sebagai waiter ”. Aku tak mengerti apa yang dibicarakannya.

    “Nakajima-kun...siapa dia?” aku malah bertanya. Ryuna menatapku tak percaya sambil memasang tampang Hello...you-don’t-know-Nakajima is?!!

    “Kau benaran tidak mengenalnya?” sekali lagi dia bertanya memastikanku tidak salah bicara.

    “Un” aku menggeleng.

    “Yuri...Nakajima itu murid paling keren dan paling terkenal di Aoyama, ia 1 tahun di atas kita bagaimana bisa kau tidak tau sama sekali tentang itu...ughhh!”

    “Oooow.......” aku cuma bisa ber-oh panjang mendengar penjelasannya, Aoyama itu adalah SMA khusus laki-laki sebenarnya tidak terlalu jauh dari sekolah ku. Banyak murid dari sekolahku yang berkencan dengan murid dari sekolah tersebut, pantas saja Ryuna heran melihatku, mungkin sekarang ini aku terlihat benar-benar Cupu dimatanya.

    “Terus apa hubungnya dengan ku?” aku lanjut bertanya, clueless  kemana arah pembicaraan ini.
    “Aku dapat info, mereka saat ini sedang membutuhkan pelayan tambahan, melamarlah disana agar kau bisa mendekati Nakajima-kun.” Ia berkedip penuh arti kepaku.
    “Yosh..baiklah akan ku coba!” aku berkata pasti.
    Toh tak ada jugakan salahnya mencoba siapa tau aku beneran bisa merebut hatinya, aku kan cukup cantik dan manis. Setidaknya tercantik ke-2 dirumah setelah Ryo dan ter-cute no 1,hihihi.
    ***

    2 hari yang lalu pemilik Cafe menelponku namanya Hikaru-san, ia menyuruhku datang untuk diwawancarai, orangnya ramah dan lucu jauh dari ekspektasiku yang beranggapan bahwa pemilik Cafe itu cerewet. Setelah ngomong panjang lebar dengannya aku langsung menyetujui kontrak kerja. Aku memang sama sekali tidak punya pikiran untuk menolak, jelas karena aku punya tujuan lain disini.
    Dan hari ini aku mulai kerja disini. Cafe ini memang bukanya sore hari karena itu pulang sekolah aku langsung kesana dan aku terpaksa membiarkan Ryuna pulang sekolah sendirian, tapi kan ini semua atas usulnya. Aku juga sudah memberitahu Kachan soal ini aku tak ingin Kachan kwahatir karena aku mungkin akan jadi sering pulang malam dan beruntungnya Kachan sama sekali tidak keberatan, aku sangat senang sekali dan hari ini rasanya sangat bersemangat.

    Aku masih menduga-duga bagaimana rupa Nakajima-kun yang disebut-sebut paling tampan dan keren se-Aoyama itu. 2 hari lalu waktu aku datang ke Cafe aku kurang beruntung, aku belum bertemu dengan pimilk nama tsb. Tapi aku mencoba mengorek-ngorek info tentangnya dari Hikaru-san. Tentu saja aku tidak langsung bertanya seperti... ”Apakan ada waiter yang bernama Nakajima disini? Apakah benar ia tampan? Apa dia sudah punya pacar?”.

    Aku hanya bertanya berapa orang waiter disini? Lalu siapa-siapa saja orang tsb? Hikaru-san menjelaskan bahwa saat ini cuma ada 5 waiters 1 wanita dan 4 pria. Ia menjelaskannya sambil membawaku berputar-putar mengelilingi Cafe. 3 diantaranya sedang bekerja saat itu, mereka adalah Jesse, Fuma dan Kento. Hikaru-san sudah sempat mengenalku dengan mereka, tampang mereka ber-3 telalu biasa-biasa saja untuk menjadi seorang waiters makanya tidak heran Cafe ini dulunya sepi, aku sendiri juga tidak tertarik dengan mereka makanya ku potong pembicaaran Hikaru-san saat ia akan menceritakan satu persatu mengenai mereka.

    “Lalu 2 orang lagi?”

    Hikaru-san melanjutkan penjelasannya, 2 orang lagi ini hampir sebaya denganku namun kebetulan saat itu sedang ijin karena ada kegitan disekolahnya masing-masing, mereka adalah Nakajima dan Ryu...Ryuto..., eh tidak dia perempuan mana mungkin namanya Ryuto, mungkin Rinko ato Riko, ahh anggap sajalah namanya Riko, aku tak ingat karena aku cuma berfokus terhadap Nakajima setelah pada akhirnya Hikaru-san menyebut nama juga. Dan tambahnya lagi salah satu diantara mereka adalah keponakan Hikaru-san sendiri, aku rasa perempuan bernama Riko tadilah yang ia maksud.
    ***

    “Yuri, kau telah datang...sudah siap bekerja hari ini?” Hikaru-san menyapaku setelah ia menyadari kedatanganku.
    “Tentu saja Hikaru-san, aku bahkan sangat bersemangat hari ini”, aku tersenyum lebar padanya.
    “Baguslah!” ia menepuk-nepuk pundakku.
    Tiba-tiba seorang pria muncul dari ruang ganti, sepertinya ia baru saja berganti pakaian dengan seragam waiters. Rambutnya hitam dan sedikit berantakan, tubuhnya tinggi mungkin hampir 20 centi lebih tinggi dariku, kulitnya terlihat putih bersih tapi aku belum bisa melihat jelas wajahnya soalnya dari tadi dia hanya menunduk saja sibuk merapikan seragamnya, dia bahkan sama sekali tidak peduli dengan keberadaan kami disini.
    “Yuto kemarilah”, Hikaru-san memanggilnya. Orang yang dipanggil pun mendekat.
    “Jangan-jangan dialah orangnya..........”  deg...debaran jantungku mendadak tak beraturan.
    “Yuri..kenalkan pria ini adalah Nakajima Yuto dia inilah keponakan yang aku ceritakan kemaren dan Yuto ini adalah Yuri waitrees baru disini”. Setelah Hikaru-san selesai berbicara barulah pria ini mengangkat kepalanya. Rasanya tidak asing, apa kami pernah bertemu sebelumnya ya?!!

    Ehh..tunggu dia kan....”Hentai!!!” Upss langsung kututup mulutku dengan tanganku, aku tidak sadar telah meneriakinya hentai untuk kedua kalinya. Dan parahnya yang ini aku lakukan di depan Hikaru-san yang notabenenya adalah pamannya sendiri. GAWAT!!!

    “Are.....” si Hentai itu pun tersentak, di melangkah maju mendekatiku, lalu dengan sengaja membungkukkan kepalanya agar bisa sejajar dengan kepalaku. Orbsnya yang hitam mengamati setiap inchi wajahku, aku takut ia marah jantung berdebar-debar dengan sangat kencang, aku beringsut-ringsut mundur kebelakang, ku picingkan mataku tak berani menatapnya yang sedekat itu dari wajahku. Aku tidak tau apa yang ingin ia lakukan terhadapku, mungkin ia akan membalas menampar pipiku seperti apa yang kulakukan kepadanya waktu itu.

    ‘Pluk pluk pluk’ ia menepuk-nepuk ringan kepalaku.
    “Ooo...Jadi kau nona chibi yang ditaman kemaren” keningku langsung berkerut setelah mendengar ia mengatakan kata ‘chibi’ dan ku buka langsung mataku, aku sangat sensitif sekali dengan kata yang satu ini. “Hahahaha” dia pun tertawa sambil memegangi perutnya setelah melihat perubahan drastis di wajahku, setelah tawanya reda dia tersenyum lebar memperlihatkan deret giginya yang kurang rapi namun malah terlihat manis. Manis sekali senyumannya aku pikir—seperti malaikat aku mulai berkhayal, refleks aku pun membalas senyumannya. Apa itu artinya dia sudah marah lagi kepadaku?!

    Dia mendekatkan lagi kepalanya kali ini mengarah ketelinga ku seperti hendak berbisik...”Awas kau”.
    Aku tercekat senyum malaikat yang menggantung diwajahnya tadi langsung berubah dengan seringai malakaikat pencabut nyawa. Aku merinding dibuatnya!!!

    ---TBC---


  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 SanGoRocKu DAYS.